Wednesday, March 25, 2009


Guru Berkesan Dalam Merealisasikan Pendidikan Cemerlang


Ilmu Pengetahuan: Apakah pengetahuan? Adakah pengetahuan sahaja sudah cukup? Phillip Van Hooser menyatakan bahawa pengetahuan bukan dimanifestasikan oleh sijil dan diploma, ia juga bukan satu ukuran yang tepat berdasarkan angka gred mata purata atau dengan kekananan dan kelamaan seseorang itu berada di tempat kerja. Pengetahuan sebenar ialah kefahaman (understanding). Dalam kepimpinan, kefahaman terhadap apa yang diperlukan dan dijangkakan oleh pengikut-pengikut daripada pemimpin merupakan pengetahuan kerja yang praktikal.

Kemahiran: Pengetahuan dan kemahiran sama-sama penting. Kedua-duanya sangat diperlukan bagi pembangunan kepemimpinan personal. Ringkasnya, kemahiran sama erti dengan aplikasi (application). Kebolehan mengaplikasi sesuatu konsep atau idea kepada sesetengah 'task' merupakan satu kelebihan kepimpinan yang tidak dapat dipertikaikan. Kemahiran-kemahiran khusus termasuklah keberanian profesionalisme, ketegaran (decisiveness) dan kesabaran serta kemahiran mendengar.

Sikap: Sikap adalah kunci kepada segalanya. Sikap dapat disamakan dengan kehendak (desire). Sesiapa jua boleh memiliki pengetahuan dan kemahiran yan tertentu bagi melaksanakan perkara-perkara besar lagi hebat, tetapi jika tanpa kehendak yang mendorong dan menggerakkan tingkah-laku dan perbuatan maka hasil akhirnya adalah potensi yang tidak dapat direalisasikan. Didapati juga individu-indidvidu yang kurang pengetahuan dan kemahiran tetapi mereka memiliki sikap, kehendak dan dorongan yang cukup kuat dapat mengatasi sebarang halangan yang mereka hadapi dengan jayanya.

Cabaran kita ialah secara sedar membuang perasaan berpuas hati (complacency) dan terlalu yakin (overconfidence) sewaktu kita mengembangkan satu atau lebih unsur-unsur di atas.

Kejayaan dan kecemerlangan sekolah terletak pada keberkesanan seluruh sistem, nilai, kepercayaan, iklim, semangat dan budaya yang diamal dan dipamerkan setiap waktu oleh setiap orang pelajar, guru, kakitangan bukan guru dan juga pentadbir dan pengurus kurikulum sesebuah sekolah itu. Pihak yang amat besar kesan dan pengaruhnya terhadap kemajuan dan kecemerlangan ini tidak lain tidak bukan ialah guru-guru sendiri.

Monday, March 23, 2009




Sajak Bunga Kamboja
setiap kupetik bunga kamboja kumbang di putik rintik gerimis mencairkan batang matahari di dada perawan larva kegelisahan menjelma peta luka kemarau; hari-hari yang berbatu di pekarangan hatimu yang basah bunga kamboja tumbuh dewasa kelak kupu-kupu menetek madu di putingnya di laut, seekor camar menggaris pelangisel-sel angin masih lindap di jantungmu
bunga kamboja ini tetaplah ibu tegar kelasi di tengah rimbun badai sementara tanah ini kini berdarah ketika kematian tak lagi baja

Thursday, March 19, 2009

ADAB MENUNTUT ILMU


Menuntut ilmu adalah satu keharusan bagi kita kaum muslimin. Banyak sekali dalil yang menunjukkan keutamaan ilmu, para penuntut ilmu dan yang mengajarkannya.Adab-adab dalam menuntut ilmu yang harus kita ketahui agar ilmu yang kita tuntut berfaidah bagi kita dan orang yang ada di sekitar kita sangatlah banyak. Adab-adab tersebut di antaranya adalah:
1. Ikhlas karena Allah I .Hendaknya niat kita dalam menuntut ilmu adalah kerena Allah I dan untuk negeri akhirat. Apabila seseorang menuntut ilmu hanya untuk mendapatkan gelar agar bisa mendapatkan kedudukan yang tinggi atau ingin menjadi orang yang terpandang atau niat yang sejenisnya, maka Rasulullah e telah memberi peringatan tentang hal ini dalam sabdanya e :
"Barangsiapa yang menuntut ilmu yang pelajari hanya karena Allah I sedang ia tidak menuntutnya kecuali untuk mendapatkan mata-benda dunia, ia tidak akan mendapatkan bau sorga pada hari kiamat".( HR: Ahmad, Abu,Daud dan Ibnu MajahTetapi kalau ada orang yang mengatakan bahwa saya ingin mendapatkan syahadah (MA atau Doktor, misalnya ) bukan karena ingin mendapatkan dunia, tetapi karena sudah menjadi peraturan yang tidak tertulis kalau seseorang yang memiliki pendidikan yang lebih tinggi, segala ucapannya menjadi lebih didengarkan orang dalam menyampaikan ilmu atau dalam mengajar. Niat ini - insya Allah - termasuk niat yang benar.
2.Untuk menghilangkan kebodohan dari dirinya dan orang lain.Semua manusia pada mulanya adalah bodoh. Kita berniat untuk meng-hilangkan kebodohan dari diri kita, setelah kita menjadi orang yang memiliki ilmu kita harus mengajarkannya kepada orang lain untuk menghilang kebodohan dari diri mereka, dan tentu saja mengajarkan kepada orang lain itu dengan berbagai cara agar orang lain dapat mengambil faidah dari ilmu kita.Apakah disyaratkan untuk memberi mamfaat pada orang lain itu kita duduk dimasjid dan mengadakan satu pengajian ataukah kita memberi mamfa'at pada orang lain dengan ilmu itu pada setiap saat? Jawaban yang benar adalah yang kedua; karena Rasulullah e bersabda :
"Sampaikanlah dariku walupun cuma satu ayat (HR: Bukhari)Imam Ahmad berkata: Ilmu itu tidak ada bandingannya apabila niatnya benar. Para muridnya bertanya: Bagaimanakah yang demikian itu? Beliau menjawab: ia berniat menghilangkan kebodohan dari dirinya dan dari orang lain.
3. Berniat dalam menuntut ilmu untuk membela syari'at.Sudah menjadi keharusan bagi para penuntut ilmu berniat dalam menuntut ilmu untuk membela syari'at. Karena kedudukan syari'at sama dengan pedang kalau tidak ada seseorang yang menggunakannya ia tidak berarti apa-apa. Penuntut ilmu harus membela agamanya dari hal-hal yang menyimpang dari agama (bid'ah), sebagaimana tuntunan yang diajarkan Rasulullah e. Hal ini tidak ada yang bisa melakukannya kecuali orang yang memiliki ilmu yang benar, sesuai petunjuk Al-Qor'an dan As-Sunnah.
4. Lapang dada dalam menerima perbedaan pendapat.Apabila ada perbedaan pendapat, hendaknya penuntut ilmu menerima perbedaan itu dengan lapang dada selama perbedaan itu pada persoalaan ijtihad, bukan persoalaan aqidah, karena persoalaan aqidah adalah masalah yang tidak ada perbedaan pendapat di kalangan salaf. Berbeda dalam masalah ijtihad, perbedaan pendapat telah ada sejak zaman shahabat, bahkan pada masa Rasulullah e masih hidup. Karena itu jangan sampai kita menghina atau menjelekkan orang lain yang kebetulan berbeda pandapat dengan kita.
5. Mengamalkan ilmu yang telah didapatkan.Termasuk adab yang tepenting bagi para penuntut ilmu adalah mengamalkan ilmu yang telah diperoleh, karena amal adalah buah dari ilmu, baik itu aqidah, ibadah, akhlak maupun muamalah. Karena orang yang telah memiliki ilmu adalah seperti orang memiliki senjata. Ilmu atau senjata (pedang) tidak akan ada gunanya kecuali diamalkan (digunakan).
6. Menghormati para ulama dan memuliakan mereka.Penuntut ilmu harus selalu lapang dada dalam menerima perbedaan pendapat yang terjadi di kalangan ulama. Jangan sampai ia mengumpat atau mencela ulama yang kebetulan keliru di dalam memutuskan suatu masalah. Mengumpat orang biasa saja sudah termasuk dosa besar apalagi kalau orang itu adalah seorang ulama.
7. Mencari kebenaran dan sabarTermasuk adab yang paling penting bagi kita sebagai seorang penuntut ilmu adalah mencari kebenaran dari ilmu yang telah didapatkan. Mencari kebenaran dari berita berita yang sampai kepada kita yang menjadi sumber hukum. Ketika sampai kepada kita sebuah hadits misalnya, kita harus meneliti lebih dahulu tentang keshahihan hadits tersebut. Kalau sudah kita temukan bukti bahwa hadits itu adalah shahih, kita berusaha lagi mencari makna (pengertian ) dari hadits tersebut. Dalam mencari kebenaran ini kita harus sabar, jangan tergesa-gasa, jangan cepat merasa bosan atau keluh kesah. Jangan sampai kita mempelajari satu pelajaran setengah-setengah, belajar satu kitab sebentar lalu ganti lagi dengan kitab yang lain. Kalau seperti itu kita tidak akan mendapatkan apa dari yang kita tuntut.Di samping itu, mencari kebenaran dalam ilmu sangat penting karena sesungguhnya pembawa berita terkadang punya maksud yang tidak benar, atau barangkali dia tidak bermaksud jahat namun dia keliru dalam memahami sebuah dalil.Wallahu 'Alam.
Dikutip dari " Kitabul ilmi" Syaikh Muhammad bin Shalih Al'Utsaimin.(Abu Luthfi)